Kamu Juga Manusia!!

Beberapa waktu lalu, aku melintasi pinggiran jalan ganesha untuk pulang ke rumah ketika ada seorang anak kecil yang sedang bekerja sebagai pemungut sampah plastik. Beberapa detik setelah kami saling lewat terdengar suara botol berjatuhan (contoh manusia yang selalu mengalami hal yang sama – baca postingan sebelumnya). Oh, rupanya kardus yang anak tersebut bawa jebol.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, kali ini aku mengambil inisiatif untuk membantunya. Akan tetapi anak itu berseru “Jangan!!! Jangan!!! Biar sama saya sajaa!!!”. Aku pun menjawab “ga apa2, sini kakak bantu”. Anak itu berseru lagi “Jangan kak!!! KOTOR!!!” Aku pun terhenyak sejenak. KOTOR katanya?? Memang kenapa kalau kotor? Apa karena aku pribadi yang beruntung dapat mengenyam pendidikan tinggi lalu aku dicap bersih, sedangkan dia yang mencari nafkah “sedemikian sehingga” mencap dirinya kotor? Kenapa mereka bisa punya pikiran seperti itu?

Pertanyaan itulah yang ada di benakku. Nyatanya saat itu aku juga sudah tidak mandi dua hari dua malam (uits keceplosan). Yah akhirnya rengekan anak tersebut tidak kudengarkan dan kubantu dia membereskan semuanya. Setelah semua beres, anak itu pun bercakap2 sejenak denganku

Anak : Kak terima kasih yaaaa
Aku : Iya sama2
Anak : Dari jam berapa kak?
Aku : Apanya?
Anak : Hah?
Aku : Jam berapa sekarang maksudnya? (teori ngawurologi)
Anak : Iya
Aku : sekarang jam setengah enam
Anak : Kak minta uang donk
Aku : Buat apa?
Anak : buat jajan
Aku : Nih (memberikan 500 rupiah)
Anak : kurang!!!
Aku : ………….. ga ada lagi de
Anak : kalo gitu ada hape ga?
Aku : (HAPEEEEE???) Nggak.
Anak : kalo gitu ada kamera?
Aku : (KAMEEERAAAAAAAAAA????) Nggak ada juga. Emang buat apa?
Anak : buat minta
Aku : ……………………………………………………………………

Cerita diputus sampai disini. Pertanyaannya : berapa umur anak itu?
Coba tebak…
Benar!! Umur anak itu sekitar 6-7 tahun. Aku tahu soalnya gigi depan anak itu ompong. Jadi kemungkinan gigi seri susu tanggal pada usia segitu. Kita bisa lihat contoh kehidupan nyata dari anak itu. Sejak kecil pikiran mereka telah dimind-set bahwa mereka itu kaum miskin nan kotor dan peminta-minta. Padahal kita juga sama2 manusia. Butuh makan, butuh minum, butuh udara untuk sekadar bernapas. Satu hal yang kusesalkan adalah ketika aku tidak menegor anak kecil itu agar merubah pola pikirnya. Mungkin dengan menasehatinya, aku bisa membantunya untuk dapat berpikir lebih positif. Setidaknya ada satu hal yang berhasil kuraih. Dan itu adalah inisiatif untuk membantu sesama. Hal yang belum kudapatkan pada pengalaman di postingan sebelumnya.

Mudah2-an untuk ke depannya, kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih peduli lagi terhadap sesama kita. kiranya kisah ini bisa menjadi inspirasi juga bagi para pembaca..

Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40)

Advertisement